Sunday 22 May 2011

SEJARAH SUZUKI SHOGUN

Shogun (Shogun?) adalah istilah bahasa Jepang yang berarti Jenderal. Dalam konteks sejarah Jepang, bila disebut pejabat shogun maka yang dimaksudkan adalah Sei-i Taishogun yang berarti Panglima Tertinggi Pasukan Ekspedisi melawan Orang Biadab (istilah "Taishogun" berarti panglima angkatan bersenjata), dapat disimak pada http://id.wikipedia.org/wiki/Shogun. Tentu saja ATPM Suzuki Indonesia tidak asal memberi nama pada produk sepeda motor bebek 110 cc, 4 tak pertamanya kala itu (1995) dengan nama Shogun. Kesan yang diambil adalah sifat ksatria seorang Jendral yang bertempur pantang menyerah dan tangguh di medan peperangan.

Kilas balik akan sejarah motor bebek Suzuki Shogun lumayan panjang. Nama Shogun mulai digunakan PT Indomobil Niaga International (IMNI) untuk bebek 4-tak pertamanya sejak 1995. Kalau dihitung sampai saat ini (2009) artinya nama itu sudah dipakai 14 tahun.

Paling lama di antara tipe lain yang masih dijual dan diproduksi hingga sekarang. Maklum nama Shogun punya sejarah harum. Bebek 4-tak tercepat di zamannya ketika itu. Dalam perkembangannya, memang beberapa langkah yang diambil produsen ini sempat membingungkan pasar.

Saat Shogun 110 sedang top-topnya, produksinya lalu dihentikan. Nama itu kemudian dipakai buat bebek 125 cc. Penggantian ini terjadi pada awal 2004. Mungkin pasar 125 cc menarik minat karena pada saat itu hanya diisi Honda dengan Karisma.

Dalam memperkenalkan produk ini pun Shogun mempunyai jurus khusus dibandingkan merek lain. PT IMNI selalu membuat atau menggelar Suzuki Jelajah Negeri. Ajang ini selalu merupakan pembuktian ketangguhan Shogun. “Ini membuktikan ketangguhan Shogun serta keunggulan lainnya,” ujar Subronto Laras, Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki International saat akhir perjalanan SJN III yang menempuh jarak 20.000 km.

Periode 1995-1997

Shogun yang pertama nongol diberi kode FD110. Saat pertama kali diluncurkan masih menggunakan teromol pada sistem pengereman. Model lampu utamanya masih seperti Suzuki Tornado yang seperti robot. Kotak dan gembung. Bodi masih seperti Tornado 110 yang serba gemuk. Dianggap sebagai pelopor motor bebek 4-tak dengan bodi aerodinamis. Ketika itu motor bebek lain masih berkutat dengan bodi kaku dan kalau sebutannya jaman sekarang dibilang cupu alias culun punya.

Generasi pertama ini punya CDI yang banyak dilacak mekanik balap. Katanya non limiter dan tahan lama. Pada metarial kruk as yang lebih kuat dan lebih balance. Batang klepnya yang kuat, juga menjadi incaran mekanik. Komponen lain yang diakui ketangguhannya adalah rantai keteng dan kampas kopling yang awet .

Periode 1997-1999

Akselerasi dan top-speed Shogun 110 tidak diragukan di zamannya untuk ukuran bebek 4-tak. Maklum ketika itu kapasitas silinder paling besar. Jika masih mengandalkan rem depan teromol, sama saja harus jalan pelan. Buat apa mesin canggih tapi larinya seperti siput.

Ketika itu Suzuki coba memenuhi kemauan pasar. Maka diluncurkanlah Shogun 110 yang dilengkapi rem cakram. Mengambil teknologi rem dari kepunyaan Suzuki Tornado GS110 yang sudah cakram.

Mesin mengalami perubahan. Terutama pada kruk as. Jika ditimbang lebih berat sedikit dibanding generasi sebelumnya, yaitu 2,25 kg. Oleh mekanik balap kerap dijadikan pilihan kedua bila versi pertama tidak ada.

NEW SHOGUN 110 DARI 2000-2003

Sejak Shogun 110 laku berat di pasaran, bikin kaget pabrikan Honda dan kemudian memproduksi Supra X sejak 1997 akhir. Bodi Supra lebih singset dan tidak bergetar bikin konsumen kepincut. Itu yang bikin pabrikan Suzuki merevisi ulang tampilan Shogun lama yang endut.

Akhirnya pada 2000 muncul New Shogun 110 yang lebih seksi. Bodi ramping dan lampu sipit menjanjikan berkendara yang lebih ringan. Namun waktu itu, menurut bisik-bisik, mesinnya tidak sekuat generasi awal.

Contohnya pada material kruk as. Lantaran krisis moneter tidak lagi dibuat di Jepang. Tapi dibikin di Thailand. Makanya materialnya kurang bagus.... Bobotnya paling berat yaitu 2,35 kg ditujukan untuk enteng di tanjakan.

SHOGUN 125 AWAL


Tahun 2003 pabrikan Suzuki menghentikan produksi New Shogun 110. Yang kemudian digantikan Shogun 125 yang meluncur awal 2004. Guna bertempur di pasar bebek kelas 125. Sudah menggunakan engine balancer. Maklum ketika itu sudah ada Honda Karisma yang lebih dulu nongol. Untuk bertempur di kelas 110 kehebatan Shogun 110 digantikan Smash 110.

Tapi, banyak yang bilang begitu pindah jadi 125 cc malah keunggulan tadi hilang. Pasar Shogun 110 yang lagi naik daun malah jadi ehilangan arah. Akhirnya konsumen yang punya duit seharga Shogun 110 membeli Jupiter-Z. Tidak mau beli Smash yang dianggap sebagai kelas pahe. Sementara jika beli Shogun 125, duitnya masih kurang.

Akhirnya pasar Jupiter-Z yang meledak, duer..... Shogun 125 malah kewalahan meladeni bebek Komeng yang mampu meruntuhkan panggung Shogun. Bahkan terdengar gosip Shogun 110 mau diproduksi lagi guna menghanjar bebek Komeng yang bandel itu.

SHOGUN 125 SP



Untuk memenuhi pasar anak muda yang kepingin ngebut, pabrikan Suzuki meluncurkan versi sport bebek 125. Yaitu pada Suzuki Shogun 125 SP yang artinya Sport Production. Sudah menggunakan kopling manual dan posisi persneling seperti motor laki.

Motor bebek pertama yang sistem pengeremannya mengadopsi double disc, depan-belakang menggunakan sistem cakram hidrolik. Begitupun peleknya sudah model palang. Jelas tidak perlu modif lagi.


SHOGUN FL125, SP, NR, dan FI



Masuk pertengahan 2007, Shogun 125 ganti baju dan mesin. Ada beberapa perbaikan yang signifikan pada sektor mesin, dan engine balancer turut diperbaiki agar lebih mampu meredam getaran.

FL 125 juga dipuji dari segi bentuk atau desain. Untuk keperluan balap, Shogun FL 125 paling enak dibawa dibandingkan produksi sebelumnya.

Turunan teranyar dari sang jenderal ini adalah New Shogun 125 Hyper Injection FI. Arah teknologi yang menuju lebih irit dan ramah lingkungan lewat teknolgi injeksi rupanya juga direspon oleh Suzuki.

No comments:

Post a Comment